Rabu, 03 Juni 2009

“TENGKULAK PAHLAWAN PETANI ???”

“Tengkulak”mungkin mendengar kata itu kita sebagai mahasiswa pertanian selalu berpikiran negatif terhadapnya, karena tengkulak identis dengan orang yang merugikan petani. Namun lain halnya dengan petani, petani justru menganggap tengkulak sebagi pahlawan yang selalu siap membantunya. Ketika petani tidak punya uang untuk membeli benih, tengkulak mau meminjami uang, ketika tanaman petani terkena hama dan tidak punya uang untuk membeli obat hama tengkulak mau meminjami uang sehingga tanaman mereka terselamatkan, bahkan ketika salah satu keluarga petani sakit parah dan tidak punya uang untuk berobat tengkulak juga mau meminjami uang untuk berobat. Bagaimana tidak, petani menganggap tengkulak sebagai pahlawan yang selalu siap membantu ketika petani dalam keadaan terjepit. Untuk itu tidak sepantasnya kita selalu menyalahkan tengkulak, tetapi kita justru harus berpikir bagaimana meminimalkan peranan tengkulak terhadap petani dan mengurangi ketergantungan petani terhadap tengkulak. Selain itu, kita juga harus bisa menggantikan posisi kedudukan tengkulak untuk menjadi sosok pahlawan bagi petani yang selalu siap membantu.

Rabu, 08 April 2009

Memaknai lukisan

Di hampir awal tahun 2009, sebuah lukisan dari goresan seorang tangan seniman (Ki Joko Wasis) yang sangat kreatif dan penuh makna terpajang begitu luar biasa di utara(barat jalan) perempatan 0 km Yogyakarta. Aq dan teman teman magang Bulaksumur Pos begitu kagum dan terpana ketika melihat lukisan yang penuh makna itu. Lukisan itu menggambarkan orang-orang (berbagai macam profesi) dan benda- benda bermata satu.
Apa arti lukisan itu?
Ki Joko Wasis sendiri mengungkapkan makna di dalam lukisannya, bahwa manusia sekarang ini kebanyakan memendang apa yang ada di dunia ini sebelah mata, terutama memandang orang lain. Dan orang akan memandang orang lain dengan dua mata jika orang tersebut satu organisasai denganya.
Menurut Aq
Dari sebuah lukisan tersebut mungkin mengartikan bahwa sekarang ini rasa kepedulian orang terhadap orang lain semakin memudar (digambarkan sebelah mata yang mana sebelahnya lagi telah memudar).